Puskesmas DTP Cibeber
baru-baru ini mengembangkan Pelayanan Kesehatan Tradisonal dengan menyediakan ruangan dan pelayanan untuk Akupresur.
Beberapa keluhan kesehatan dapat diatasi dengan sentuhan jari
melalui “akupresur”
Sesuai
dengan kondisi perkembangan metode pengobatan tradisional yang kian menjamur di
tanah air saat ini, pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan
agar masyarakat luas terlindungi dari dampak negatif penggunaan obat atau
pelayanan kesehatan tradisional yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tidak
hanya itu, pemerintah juga saat ini tengah gencar mengembangkan integrasi
pelayanan tradisional dalam fasilitas pelayanan formal, seperti Puskesmas.
Memang
tidak mudah merealisasikannya namun telah menjadi komitmen dunia internasional,
baik WHO maupun beberapa kelompok Negara ASEAN bahwa pelayanan kesehatan tradisional
adalah bagian dari sistem kesehatan nasional. Selain Ramuan, jenis keterampilan
Akupresur juga telah mulai dikembangkan di beberapa Puskesmas. Tentu saja,
kegiatan pengembangan ini dilakukan melalui penyiapan tenaga terlatih di
Puskesmas. Orientasi peningkatan keterampilan tenaga Puskesmas ini
diselenggarakan sejak tahun 2011 oleh Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan
Tradisional, Alternatif dan Komplementer (Direktorat Bina Yankes Tradkom).
Akupresur yaitu sebuah teknik yang menggunakan penekanan pada
titik-titik tertentu di permukaan tubuh dengan jari tangan/benda tumpul. Selain
itu, teknik akupresur juga melakukan pengurutan pada jalur-jalur tertentu di
permukaan tubuh yang dikenal dengan nama meridian. Penekanan pada titik akupresur dilakukan
selama 30 kali penekanan, dan hanya boleh dilakukan dua kali dalam sehari. Tujuannya untuk melancarkan aliran energi dan sirkulasi darah
dalam tubuh sehingga fungsi organ-organ dalam keadaan seimbang dan tubuh
menjadi sehat.
Metode ini relatif aman, mudah dilakukan, murah dan dapat mengurangi penggunaan
obat ketika sakit. Namun, Teknik akupresur ini tidak boleh dilakukan
pada wanita hamil, kondisi seseorang yang terlalu lapar dan terlalu kenyang,
juga tidak boleh dilakukan pada orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer
darah (Aspirin, Trombo Aspilet).
Oleh
sebab itu, Puskesmas DTP Cibeber menyediakan sebuah ruangan untuk Pelayanan
Kesehatan Tradisional Akupresur di lantai satu gedung rawat jalan Puskesmas DTP
Cibeber. Ruang Akupresur tersebut digunakan untuk konseling dan tindakan terapi pada
pasien. Ruangan akupresur dibuka dan
beroperasi setiap hari Senin dan Kamis pada jam kerja Puskesmas. Pelayanan akupresur juga menerima rujukan dari poli
dewasa, MTBS dan poli usila. Untuk
tenaga terapi akupresur sendiri, Puskesmas DTP Cibeber mempunyai 2 (dua) orang
perawat
(Yayu Wilda, AMd.Kep dan Imayanti Mustofa, S.Kep), yang
sudah terlatih
dan memiliki sertifikat pelatihan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Bapak Camat Kecamatan Cibeber, Noviyogi Hermawan, S.STP, M.Si dan
Ibu Plt. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Kota
Cilegon, drg. Niniek Harsini, M.Kes juga turut mencoba terapi akupresur
yang ada di Puskesmas DTP Cibeber. Pak Camat mengeluh sering sakit pada bagian kepala dan mengeluh susah tidur, sehingga beliau mencoba terapi akupresur di Puskesmas DTP Cibeber. Setelah mendapatkan terapi akupresur,
beliau berpendapat bahwa “Walaupun baru satu kali mendapatkan terapi akupresur,
tapi cukup terasa manfaatnya, badan saya jadi enak dan sedikit enteng” ujar beliau setelah mencoba terapi akupresur di Puskesmas Cibeber. Diharapkan
dengan tersedianya ruang terapi akupresur ini, masyarakat dapat melakukan asuhan
mandiri pada keluarganya, karena akupresur dapat dilakukan sendiri dengan
lokasi atau tempat dimana saja tidak harus di Puskesmas. Untuk terapi akupresur
ini membutuhkan kesabaran karena keluhan sakit yang dirasakan tidak akan dengan
tiba-tiba langsung sembuh, terapi akupresur perlu dilakukan beberapa kali
sampai keluhan sakit berkurang dan sembuh. Selain terapi akupresur, Puskesmas
DTP Cibeber juga telah melakukan pembinaan dan pelatihan Asuhan Mandiri Taman
Obat Keluarga dan akupresur pada beberapa organisasi/kelompok masyarakat, kader
kesehatan dan keluarga binaan.
Tanaman obat keluarga adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah
sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan
untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi
keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan
selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya taman obat untuk keluarga (TOGA)
dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun
dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman
obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip
kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Pembinaan Asuhan Mandiri TOGA yang
dilakukan oleh Puskesmas DTP Cibeber dilakukan setiap 1 bulan sekali, untuk
saat ini Puskesmas DTP Cibeber melakukan pembinaan dan pelatihan baru pada satu
kelurahan yaitu Kelurahan Kedaleman di Link. Kalang Anyar RT. 06, RW. 01. sekaligus sebagai Asuhan Mandiri TOGA
percontohan untuk kelurahan lain yang ada di wilayah Kecamatan Cibeber. Untuk
rencana kedepan, pembinaan akan dilakukan pada 5 kelurahan lain yang ada di
wilayah Kecamatan Cibeber. Pembinaan dan pelatihan Asman TOGA dan akupresur ini
dilakukan oleh petugas Puskesmas (Fatimatul Zahro,SKM, Imayanti Mustofa, S.Kep. dan Yayu Wilda, A.Md.Kep) yang telah dilatih oleh Kementerian
Kesehatan dalam pemanfaatan TOGA di bidang kesehatan.